BAB
I
PENDAHULUAN
A. JUDUL :
PENINGKATAN
HASIL BELAJAR IPA KONSEP KELANGSUNGAN HIDUP
MAHLUK HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIV
GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS
IX A SMP 2 WONOPRINGGO TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
B. LATAR BELAKANG
Pendidikan
mempunyai peranan yang amat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup
suatu bangsa. Demikian pula halnya bagi bangsa indonesia., Pendidikan nasional
merupakan suatu proses penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkan kualitas manusia Indonesia. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan
perlu mendapat perhatian serius dan di tingkatkan mutunya.
Dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya dengan memilih
strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh
peningkatan hasil belajar siswa khususnya pelajaran IPA Materi Memahami
Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup.
Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf
intelektualnya, tentunya akan lebih
menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep – konsep yang diajarkan. Pemahaman
ini memelukan minat dan motivasi . Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa
tidak mempunyai motivasi untuk belajar.
Pada dasarnya
bahwa pendidikan tidak terlepas dari proses. Proses ini berhubungan dengan
kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan itu bahwa prinsip mengajar adalah
mempernudah dan memberikan motivasi kegiatan belajar, sehingga guru sebagai
pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas atau kemudahan bagi siswa.
(Sardiman A.M 1990:2).
Seseorang
akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk
belajar. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal : (1) mengetahui apa yang akan
dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari (Sardiman
A.M., 1990:39).
Salah satu
indikator rendahnya mutu pendidikan dasar dan menengah ditengarai karena
kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa cenderung hanya
menghafal, tidak memahami esensi makna materi, bahkan tidak mengetahui aplikasi
tentang materi pembelajaran di dunia nyata. (Standar Nasional Pendidikan ,
2005: 2). Demikian juga mutu hasil belajar siswa ditentukan oleh mutu proses
pembelajaran yang dialaminya dan dalam hal ini dipengaruhi oleh tepat tidaknya
strategi pembelajaran ini, disebut dengan istilah strategi penyampaian. Strategi ini diantaranya berisi tentang bagaimana
memanfaatkan metode dalam proses
pembelajaran.
Makin banyaknya
model-model pembelajaran tentunya harus ada pula dukungan sarana prasarana dari
sekolah, hal inilah yang menjadi pemikiran kami untuk melakukan penelitian
tindakan kelas. Disaat sekolah-sekolah besar sudah menggunakan model – model
dengan berbasis ICT, sekolah kami sebagai sekolah baru yang terletak
dipinggiran tentunya hal tersebut sangat sulit kami wujudkan karena terbatasnya
sarana dan prasarana, sehingga kami
menggunakan metode pembelajaran Kooperativ
Group Investigation.
Agar
siswa lebih termotivasi dalam belajar
sehingga dapat tercapainya ketuntasan hasil belajar maka guru perlu
menggunakan metode pembelajaran yang menarik bagi mereka. Salah metode
pembelajaran yang kami anggap cocok untuk materi memahami kelangsungan hidup
suatu mahluk hidup adalah metode
pembelajaran secara berkelompok .
C.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Berdasar
masalah tersebut diatas dapat diidentifikasi bahawa permasalahan yang timbul
adalah:
a. Rendahnya
hasil belajar siswa.
b. Motivasi
belajar siswa rendah
c. Keaktifan
siswa rendah
D.
PEMBATASAN
MASALAH
Karena
keterbatasan waktu diperlukan pembatasan masalah meliputi :
a. Penelitian
hanya dilaksanakan dikelas IX A SMP 2 Wonopringgo Tahun Pelajaran 2011 / 2012
b. Peneltian
dilaksanakan pada bulan Agustus semester
gasal tahun Pelajaran 2011 / 2012
c. Materi
yang disampaikan adalah Standar Kompetensi Memahami Kelangsungan Hidup Mahluk Hidup.
E.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut diatas, maka dapat dimunculkan rumusan masalah sebagai berikut :
Apakah melalui Model pembelajaran kooperativ group investigation dapat
meningkatkan hasil belajar IPA konsep kelangsungan hidup mahluk hidup pada siswa
kelas IX A SMP 2 Wonopringgo tahun pelajaran 2011 / 2012 ?
F.
TUJUAN
PENELITIAN
Penelitian
ini bertujuan : Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar IPA konsep Memahami Kelangsungan Hidup Makhluk
Hidup melalui model pembelajaran Kooperatif
group investigation bagi siswa kelas IX
A SMP 2 Wonopringgo tahun
pelajaran 2011 / 2012.
G.
MANFAAT
PENELITIAN
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti bagi Siswa antara
lain : a). Meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran IPA, b) Meningkatkan
kerjasama dalam kelompok, c). Mengembangkan kreativitas, d). Mampu mengemukakan
pendapat.
Manfaat
yang lain yaitu untuk Guru dapat : a )Memberikan ide dan inovasi baru bagi guru agar selalu mengembangkan
Proses Belajar Mengajar, b).Menambah referensi model – model pembelajaran dalam
mengimplementasikan Kurikulum pendidikan, c) Sebagai dasar untuk penelitian
selanjutnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan d ) dapat meningkatkan
kinerja guru.
Manfaat
untuk Sekolah antara lain : a) Sebagai landasan bagi sekolah dalam menentukan
kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, b) Memberi masukan bagi sekolah dalam rangka pelaksanaan Kurikulum Tingkat
satuan Pendidikan, c )Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan
pembelajaran disekolah.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Belajar
Belajar
dalam teori behaviorisme, mennyatakan bahwa behaviorisme merupakan salah satu
pendekatan untuk memahami perilaku individu.
Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan
mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain behaviorisme tidak mengakui
adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan invidu dalam suatu belajar.
Peristiwa belajar semata – mata melatih refleks – refleks sedemikian sehingga
menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Dalam teori lainnya menurut, Teori
belajar Kognitif menurut Piagtet, menyatakan bahwa belajar akan lebih berhasil
apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta
didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik
yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan
tilikan dari guru.Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada pesereta
didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan
menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Dari
berbagai teori belajar diatas hampir semua mempunyai pendapat yang sama tentang dimana hasil suatu
aktivitas belajar adalah perubahan, dan perubahan yang terjadi akibat
pengalaman. Contohnya seorang guru biologi mengajarkan system peredaran darah
manusia kepada siswanya, pasti guru tersebut mengharapkan pada siswanya memahami
apa yang diajarkannya, yang sebelumnya tidak mereka pahami, berarti di sini
terjadi perubahan pengetahuan dalam diri siswa. ( Darsono,2000:5)
B.
Hasil
Belajar
Benyamin
bloom dan Nana sudjana ( 1989:45-46) mengemukakan bahwa hasil belajar pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hal ini sejalan dengan pendapat Moh Uzer Usman ( 1995: 29) yang menyatakan
hasil belajar dapat terlihat dari tingkah laku siswa setelah melakukan kegiatan
belajar mengajar.
Untuk dapat disebut sebagai
hasil belajar, maka diperoleh suatu yang baru pada tingkah laku yang harus
memenuhi beberapa syarat. Syarat-syarat itu adalah: (a). Perubahan yang terjadi
secara sadar, (b). Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, (c). Perubahan
dalam belajar bersifat positif aktif, (d). Perubahan dalam belajar bukan
bersifat sementara, (e). Perubahan dalam belajar bersifat teratur, (f).
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika ia belajar sesuatu, sebagai
hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap
kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya (Ahmadi 1991:121).
Menurut Sumadi Suryabrata (dalam Slameto, 1989:50), faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah:
a.
Faktor dalam (internal), yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan yang berasal dari siswa yang sedang belajar, antara
lain:
1)
Kondisi fisiologis
Kondisi seseorang yang sakit-sakitan tidak mendorong anak untuk belajar.
Sebaliknya fisik yang sehat akan menghasilkan belajar yang baik. Faktor
fisiologis ini meliputi kondisi fisiologis umum dan kondisi panca indera.
2)
Kondisi psikologis
Faktor psikologis
besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan belajar mengajar dan prestasi
belajar. Faktor psikologis ini meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi,
emosi dan kemampuan kognitif.
b.
Faktor luar (eksternal), yaitu faktor-faktor yang
berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Faktor-faktor yaang dimaksud antara lain:
1)
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan alami, yaitu kondisi alam yang
dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar seperti suhu, cuaca, musim yang
sedang berlangsung termasuk di dalamnya kejadian-kejadian alam yang ada.
Sedangkan lingkungan sosialnya meliputi hubungan antara orang tua dan anak,
serat kondisi lingkungan sosial lain yang meliputi hiruk pikuk lalu lintas,
ramainya pasar dan sebagainya.
2)
Faktor instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang
sesuai hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini meliputi Kurikulum, program,
sarana dan fasilitas serta guru/tenaga pengajar.
Secara Umum hasil belajar dapat diartikan sesuatu yang dicapai oleh siswa
setelah terjadi proses belajar mengajar . Belajar akan mengubah diri seseorang
yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dan
dari yang tidak biasa menjadi biasa. Jadi belajar itu merupakan perubahan
tingkah laku yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap , dan ketrampilan.
C.
Mata
Pelajaran IPA
IPA
ditinjau dari segi proses , memiliki berbagai ketrampilan sains, misalnya:
a. Mengidentifikasi
dan menentukan variable tetap / benbas dan variabel berubah.
b. Menentukan
apa yang diukur dan dan diamati
c. Ketrampilan
mengamati dan menggunakan sebanyak mungkin indera ( tidak hanya indera
penglihatan ), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan
, mengklasifikasikan.
d. Ketrampilan
dalam menafsrkan hasil pengamatan seperti mencatat secara terpisah setiap jenis
pengamatan, dan dapat menghubung-hubungkan hasil pengamatan.
e. Ketrampilan
menemukan suatu pola dalam seri pengamatan dan ketrampilan dalam mencari
kesimpulan hasil pengamatan.
f. Ketrampilan
dalam meramalkan apa yang kan terjadi berdasarkan hasil – hasil pengamatan.
g. Ketrampilan
menggunakan alat atau bahan dan mengapa alat atau bahan itu digunakan.
Selain
itu adalah ketrampilan dalam menerapkan konsep , baik penerapan konsep dalam
sitiasi baru,menggunakan konsep dalam pengalaman baru untuk menjelaskan apa
yang sedang terjadi maupun dalam menyusun hipotesis ( Depdiknas 2006 : 4 )
Mata
pelajaran IPA yaitu Ilmu pengetahuan Alam yang mempelajari tentang dunia
kehidupan , didalam mata pelajar IPA terdapat cabang ilmu antara lain Fisika,
Kimia dan biologi. Standart kompetensi mata pelajaran kurikulum 2004,
menuliskan bahwa pendidikan IPA ( Biologi ) menekankan pada pemberian
pengalaman lamngsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajah
dan memahami alam sekitar secara ilmiah ( Anonim,2003:1). Selanjutnya disebutkan bahwa pendidikan IPA
diarahkan mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar .
Dalam
mempelajari IPA terutama materi biologi, hasil yang diharapkan siswa mampu
memiliki kompetensi dengan fenomena yang terjadi dalam mahluk hidup. Pengertian
kompetensi menurut E. Mulyasa , menyatakan bahwa kompetensi merupakan perpaduan
dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak ( Mulyasa 2002 : 37 ). Selanjutnya menjelaskan
beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut
:
a. Pengetahuan
( knowledge ) , yaitu kesadaran dalam bidang kognitif
b. Pemahaman
( understanding), yaitu kesadaran kognitif dan afektif yang dimiliki oleh
individu
c. Kemampuan
( skill ) , adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas
atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
d. Nilaia
( Value ) , adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
e. Sikap
( attitude ), yaitu perasaan senang atau tidak senang atau suka tidak suka atau
reaksi terhadap suatu rangsangan yang dating dari luar.
f. Minat
( interst ), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan .
D.
Kelangsungan
Hidup Mahluk Hidup
Kelangsungan
hidup suatu mahluk hidup merupakan suatu kemampuan mahluk hidup untuk dapat
melangsungkan kehidupannya melalui : a) adaptasi terhadap perubahan lingkunga.
Adapatasi adalah kemapuan mahluk hidup menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya, yang terdiri atas adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan
adaptasi tingkah laku. b) lolos seleksi alam. Seleksi alam merupakan prose
salami yang mnyeleksi mahluk hidup melalui perubahan lingkungan dan
c).berkembangbiak sehingga dapat mewariskan sifat-sifatnya kepada
keturunannya.Mahluk hidup dalam berkembang biak secara aseksual ( vegetatif ) dan
juda dapat secara seksual ( generatif ).
sehingga apabila mahluk hidup tidak mampu melangsungkan kehidupannya
akan punah.
E.
Pembelajaran
Kooperatitif
Pembelajaran Kooperatif
merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokkan siswa
dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil.
Model pembelajaran ini dapat diartikan sebagai srategi pembelajaran yang terstruktur.
Siswa diajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan
baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada siswa lain, menghargai
pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang
lebih lemah, dan sebagainya .
Didalam
kelas Kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok – kelompok kecil yang
terdiri atas 4 – 5 orang siswa, campuran siswa berkemampuan tinggi, sedang ,
rendah. Jenis kelamin dan suku / ras serta saling membantu satu sama lain.
Selama belajar Kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa
minggu. Mereka diajarkan ketrampilan – ketrampilan khusus agar dapat bekerja
sama dengan baikdi didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang aktif,
memberi penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan
sebagainya.
a. Para
siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
F. Model Group Investigation
Model
Group Investigation sering dipandang
sebagai model yang paling kjompleks untuk dilaksanakan dalam pembelajaran
kooperatif. Model ini melibatkan peserta didik sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topic maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model
ini menuntut para peserta didik untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok ( Nurhadi dan Sendok
2003:64 ).
Hal
senada dikemukakan oleh Isjoni ( 2009 : 87 ) bahwa group investigation
merupakan model pembelajaran kooperatif yang komplek karena memadukan antara
prinsip belajar kooperatif dengan
pembelajaran yang berbasis konstruktisvisme dan prinsip pembelajaran demokrasi.
Model ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri.
Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai
tahap terakhir pembelajaran akan member peluang kepada siswa unruk lebih
mempertajam gagasan. Selain itu, dalam model pembelajaran ini interaksi sosial
menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang
baru.Kooperatif memainkan peranannya dalam memberi kebebasan kepada siswa untuk
berpikir secara analistis, kritia, kreatif, reflektif, dan produktif. Model ini
akan menciptakan pembelajaran yang diinginkan karena siswa sebagai objek pembelajar
ikut terlibat dalam penentuan pembelajaran.
Berdasarkan
dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa group investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks.
Model ini melibatkan siswa dari tahap awal samapai tahap akhir pembelajaran dan
melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan untuk berpikir mandiri. Disamping
itu, interaksi sosial menjadi salah satu faktor yang penting.
G.
Model
pembelajaran group investigation
Group investigation
adalah penemuan yang dilakukan secra berkelompok: murid/siswa secara
berkelompok mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkanya
menemukan prinsip. Pada proses pembelajaran group
investigation, para siswa bekerja melalui enam tahap yang meliputi:
1. Mengidentifikasikan
topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
·
Para siswa meneliti beberapa sumber
mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran – saran.
·
Para siswa bergabung dengan kelompoknya
untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih.
·
Komposisi kelompok didasarkan pada
ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.
·
Guru membantu dalam pengumpulan
informasi dan memfasilitasi pengaturan.
2. Merencanakan
tugas yang akan dipelajari
·
Para siswa merencanakan bersama mengenal
materi yang akan dipelajari, pembagian tugas yang dipelajari.
·
Menentukan tujuan atau kepentingan menginversigasi topic tertentu.
3. Melaksanakan
Investigasi
·
Para siswa mengumpulkan informasi ,
menganalisis data, dan membuat simpulan.
·
Tiap anggota kelompok berkontribusi
untuk usaha – usaha yang dilakukan kelompoknya,
·
Para siswa saling bertukar, berdiskusi,
mengklasifikasi, dan bersintesis semua gagasan
4. Menyiapkan
laporan akhir.
·
Anggota kelompok menentukan pesan –
pesan esensial dari proyek mereka.
·
Anggota kelompok merencanakan apa yang
akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
·
Wakil – wakil kelompok membentuk sebuah
panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana – rencana presentasi.
5. Mempresentasikan
Laporan akhir.
·
Presentasi yang dibuat untuk seluruh
kelas dalam berbagai macam bentuk.
·
Bagian presentasi tersebut harus dapat
melibatkan pendengarnya secara aktif.
·
Para pendengan tersebut menevaluasi
kejelasan dan penampilan berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
6. Evaluasi
·
Para siswa saling memberikan umpan balik
mengenai topic tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan,mengenai
keefektifan pengalaman – pengalaman mereka.
·
Guru dan murid berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran siswa.
·
Penilaian atas pembelajaran harus
mengevaluasi pemikiran paling tinggi.
Model
pembelajaran group investigation ini
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan
model pembelajaran ini minat belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya
diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
H. KERANGKA
BERPIKIR.
Belajar
merupakan aktivitas yang ditempuh siswa dengan tujuan untuk membentuk sikap
atau perilaku, budi pekerti yang baik dalam kehidupan sehari – hari , disekolah
, rumah, masyarakat, bangsa dan Negara. Pembelajaran dapat diduga tercapai
apabila guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan model yang
tepat serta memiliki teknik penyajian yang tepat pula. Salah satu model yang
dapat dipergunakan adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation . Penggunaan model
yang tepat dalam pembelajaran diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Melihat
kelemahan dan kelebihan metode pemebelajaran yang ada , penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation untuk kelas
IX A SMP 2 Wonopringgo kabupaten
Pekalongan, dimungkinkan akan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di SMP tersebut. Selanjutnya untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang penelitian ini akan peneliti gambarkan bagan
sebagai berikut.
Kondisi awal
|
Belum
menerapkan pembelajaran
Kooperatif group investigation
|
Hasil
belajar siswa rendah
|
Tindakan
PTK
|
Penerapan
Metode Pembelajaran kooperatif Group Investigation
|
Diskusi
kelompok
|
Hasil
Belajar siswa meningkat
|
Kondisi akhir
|
I. HIPOTESIS
TINDAKAN.
Dari uraian landasan teori tersebut
diatas, serta ulasan tentang permasalahan yang dipaparkan didepan, maka penulis
mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Melalui model pembelajaran kooperatif group investigation
dapat meningkatkan hasil belajar IPA konsep kelangsungan hidup mahluk hidup pada
siswa kelas IX A SMP 2 Wonopringgo tahun pelajaran 2011 / 2012.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN
1. Lokasi
Penelitian
Penelitian
dilaksanakan di Kelas IX A SMP 2
Wonopringgo, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2011 /
2012, penelitian dilaksanakan disekolah tersebut karena penulis bertugas
sebagai pengajar di sekolah tersebut.
2. Subjek
Penelitian
Subjek
penelitian ini adalah siswa SMP 2
Wonopringgo, Kecamatan wonopringgo, Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Jumlah 30 siswa
yang terdiri dari 15 putra dan 15 putri.
SMP 2 wonopringgo berlokasi di daerah pinggiran tepatnya di Jl raya legokgunung kecamatan Wonopringgo
Kabupaten Pekalongan. Kelas IX terdiri dari 3 kelas pararel. Kelas IX A ini
dipilih sebagai subjek penelitian karena penulis mengajar dikelas tersebut dan
diantara kelas lain yang penulis ajar ,
3.
Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada semester 1
bulan agustus tahun pelajaran 2011 /
2012. Penelitian dari perencanaan
samapai tahap akhir pembuatan laporan
direncanakan selama 3 bulan ( dari
agustus – oktober tahun 2011 ).
B.
TEKNIK
DAN ALAT PENGUMPUL DATA
1.Teknik
Pengumpul data ;
Data
– data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui :
a.
Teknik pengamatan
Teknik pengamatan
adalah teknik yang digunakan untuk
mendapatkan informasi serta data dengan cara mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap obyek pengamatan . Pengamatan dilakukan pada saat aktivitas
siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan lembar pengamatan siswa dalam
pembelajaran dikelas dan pengamatan mengenai kinerja guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar menggunakan lembar pengamatan guru dalam pembelajaran
dikelas.
b. Tes
Tes dilakukan pada
setiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami
materi pelajaran.
2.
Alat
pengumpulan data
a. Lembar
Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
·
Lembar observasi aktivitas siswa
·
Lembar observasi kinerja guru
b.
Tes Formatif : Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal yang
diberikan adalah pilihan ganda, berjumlah 15 soal
3. Analisis data
Analisis
data digunakan untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif , yaitu suatu metode penelitian yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa, aktivitas
siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalis tingkat keberhasilan atau
presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklusnya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi
berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung
menggunakan statistic sederhana yaitu :
a.Untuk menilai
ulangan atau tes formatif :
Peneliti melakukan
penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah
siswa yang ada dikelas tersebut sehingga diperoleh rata – rata test formatif.
b.Untuk ketuntasan
belajar
Ada dua kategori
ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Seorang siswa
telah tuntas belajar apabila telah mencapai skor 59 % atau nilai 59, dan kelas
tersebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85 % yang telah
mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 59.
c.Analisis lembar
observasi
Hasil observasi
dianalisis dengan skala likert, yaitu rentang 1 – 5 dari hal negative ke
positif . Hasil observasi ini semua dibuat rerata dan disimpulkan untuk masing
– masing aspek dalam kuesioner untuk mengetahui keadaan siswa selama dilakukan
penelitian.
C.
PROSEDUR
PENELITIAN
Jumlah siklus
dalam penelitian ini adalah 3 siklus, setiap siklus terdiri atas tahapan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pembagian siklus
didasarkan pada pembagian materi ajar dalam satu kompetensi dasar, dengan
tujuan bahwa tindakan yang dilakukan
pada materi ajar tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Dengan
harapan data yang dihasilkan pada ketiga siklus memiliki relevansi.
I. SIKLUS I
1.
Perencanaan
a.
Penyiapan perangkat pembelajaran ( RPP ) dengan langkah –
langkah seperti dalam pemecahan masalah
dilakukan oleh guru
b.
Membuat lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran,
dibuat oleh guru.
c.
Membuat lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran ,
dibuat oleh guru
d.
Menyusun alat evaluasi berupa butir – butir tes untuk mengukur
aspek kognitif siswa, dibuat oleh guru.
2.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
tindakan kegiatan penerapan model kooperatif
group investigation dikelas IX A SMP 2 Wonopringgo adalah sebagai berikut :
·
Pendahuluan
Tahapan ini guru
memberikan penjelasan model koopretif
group investigation kepada siswa dilanjutkan pembagian kelompok
Guru membagi siswa
dalam kelompok – kelompok yang terdiri atas 6 kelompok setiap kelompok 5 orang
·
Inti
Setelah membagi menjadi
kelompok – kelompok maka dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan materi yang telah ditentukan oleh guru.
Siswa mempersiapkan
alat dan bahan belajar, guru mengarahkan dan
memotivasi siswa, siswa melakukan diskusi pada konsep Memahami
kelangsungan Hidup suatu mahluk hidup, mengisi data pada LKS ( lembar kegiatan
siswa , dan siswa mempresentasikan hasil, siswa lain menanggapi hasil . Guru
memantau diskusi , guru melakukan
refleksi.
·
Penutup
Pada tahapan ini siswa
diberikan soal dari materi yang telah didiskusikan dan hasil dari tes ini
dipergunakan dasar untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan
metode ini.
3.
Observasi
Observasi dilakukan oleh penulis dan dibantu oleh 1 orang
observer. Tugas observer adalah mencatat semua fenomena yang terjadi selama
kegiatan di kelas dengan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
dan lembar observasi guru dalam pembelajaran .
4.
Refleksi
Refleksi dilakukan dengan melihat hasil
– hasil pengumpulan data dari :
a. Data hasil tes formatif
b. Data aktivitas siswa dan Guru
Data yang
diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran dilakukan analisa dan
dilakukan refleksi sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada siklus
berikutnya.Pada tahap refleksi ada beberapa kriteria yang dijadikan sebagai
rambu-rambu keberhasilan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang
sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar yang hendak dicapai.
II. SIKLUS II
1.
Perencanaan
a.
Penyiapan perangkat pembelajaran ( RPP ) yang telah direvisi
dari siklus 1
b.
Membuat lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran,
dibuat oleh guru.
c.
Membuat lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran ,
dibuat oleh guru
d.
Menyusun alat evaluasi berupa butir – butir tes untuk mengukur
aspek kognitif siswa, dibuat oleh guru.
2.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
tindakan kegiatan penerapan model kooperatif
group investigation dikelas IX A SMP 2 Wonopringgo adalah sebagai berikut :
·
Pendahuluan
Tahapan ini guru
memberikan penjelasan kembali tentang model koopretif group investigation
kepada siswa dilanjutkan pembagian kelompok. Siswa menentukan kelompok sendiri tiap
kelompok terdiri atas 5 orang secara
heterogen anak memilih kelompok sendiri namun guru telah menetapkan 1 orang
anak yang pandai sebagai ketua kelompok.
·
Inti
Setelah membagi menjadi
kelompok – kelompok maka dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan materi yang telah ditentukan oleh guru.
Siswa mempersiapkan
alat dan bahan belajar, guru mengarahkan dan
memotivasi siswa, siswa melakukan diskusi pada konsep Memahami
kelangsungan Hidup suatu mahluk hidup, mengisi data pada LKS ( lembar kegiatan
siswa , dan siswa mempresentasikan hasil, siswa lain menanggapi hasil . Guru
memantau diskusi , guru melakukan
refleksi.
·
Penutup
Pada tahapan ini siswa diberikan
soal dari materi yang telah didiskusikan dan hasil dari tes ini dipergunakan
dasar untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan metode ini.
3.
Observasi
Observasi dilakukan oleh penulis dan dibantu oleh 1 orang
observer. Tugas observer adalah mencatat semua fenomena yang terjadi selama
kegiatan di kelas dengan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
dan lembar observasi guru dalam pembelajaran .
4.
Refleksi
Refleksi dilakukan dengan melihat hasil
– hasil pengumpulan data dari :
a. Data hasil tes formatif
b. Data aktivitas siswa dan Guru
Data yang
diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran dilakukan analisa dan
dilakukan refleksi sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada siklus
berikutnya.Pada tahap refleksi ada beberapa kriteria yang dijadikan sebagai
rambu-rambu keberhasilan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang
sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar yang hendak dicapai.
III. SIKLUS III
1.
Perencanaan
a.
Penyiapan perangkat pembelajaran ( RPP ) yang telah direvisi
b.
Membuat lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran,
dibuat oleh guru.
c.
Membuat lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran ,
dibuat oleh guru
d.
Menyusun alat evaluasi berupa butir – butir tes untuk mengukur
aspek kognitif siswa, dibuat oleh guru.
2.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
tindakan kegiatan penerapan model kooperatif
group investigation dikelas IX A SMP 2 Wonopringgo adalah sebagai berikut :
·
Pendahuluan
Tahapan ini guru
memberikan penjelasan dan menegaskan
tentang penerapan model koopretif group
investigation kepada siswa dilanjutkan pembagian kelompok. Siswa diberi kebebsan memilh anggota kelompoknya yang terdiri atas 5 orang, secara heterogen laki – laki dan
perempuan, akan tetapi guru membantu siswa mengarahkan untuk menentukan 1 orang
yang dianggap pandai untuk menjadi ketua kelompoknya.
·
Inti
Setelah membagi menjadi
kelompok – kelompok maka dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan materi yang telah ditentukan oleh guru.
Siswa mempersiapkan
alat dan bahan belajar, guru mengarahkan dan
memotivasi siswa, siswa melakukan diskusi pada konsep Memahami
kelangsungan Hidup suatu mahluk hidup, mengisi data pada LKS ( lembar kegiatan
siswa , dan siswa mempresentasikan hasil, siswa lain menanggapi hasil . Guru
memantau diskusi , guru melakukan
refleksi.
·
Penutup
Pada tahapan ini siswa diberikan
soal dari materi yang telah didiskusikan dan hasil dari tes ini dipergunakan
dasar untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan metode ini.
3.
Observasi
Observasi dilakukan oleh penulis dan dibantu oleh 1 orang
observer. Tugas observer adalah mencatat semua fenomena yang terjadi selama
kegiatan di kelas dengan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
dan lembar observasi guru dalam pembelajaran .
4.
Refleksi
Refleksi dilakukan dengan melihat hasil
– hasil pengumpulan data dari :
a. Data hasil tes formatif
b. Data aktivitas siswa dan Guru
Data yang
diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran dilakukan analisa dan
dilakukan refleksi sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada siklus
berikutnya.Pada tahap refleksi ada beberapa kriteria yang dijadikan sebagai
rambu-rambu keberhasilan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang
sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar yang hendak dicapai.
D.
INDIKATOR
KEBERHASILAN
Indikator kinerja penelitian tindakan
kelas ini telah dianggap berhasil bila
1. Terjadi
peningkatan hasil belajar siswa tiap siklusnya dari rata-rata batas KKM ( 65 )
sampai dengan nilai 70 ( kenaikan 5 % tiap siklus )
2. Terjadi
peningkatan Ketuntasan belajar di kelas tersebut tiap siklusnya sebanyak 10 %
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu H. dan Supriyono Widodo. 1991. Psikologi
Belajar. Jakarta
Anonim.2003.
Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta:
DepartemenPendidikan
Nasional
Arikunto, Suharsimi,
2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek,
Jakarta:
Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi,
2008. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:
Bumi Aksara.
Asrori, Mohammad. 2007.
Psikologi Pembelajaran. Bandung: wacana Prima.
BSNP. Departemen
Pendidikan Nasional. 2006. Contoh / Model
Silabus Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Darsono, Max, dkk. 2000.
Belajar dan Pembelajaran. Semarang :
CV. IKIP
Semarang
Press
Departemen Pendidikan
Nasional. 2003. Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian
Tindakan Kelas( Classroom Action
Research). Jakarta: PPTK dan KPT
Direktorat
Jendral Pendidikan tinggi.
---------------------------------------------.2006.
Permendiknas RI No.22 Tentang
Standart Isi.
Jakarta: Depdiknas
Moh. Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru professional. Bandung :
Remaja
Rosdakarya
Mulyasa, Enco. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Bandung: Rosda.
Nana Sudjana.1989. Dasar –Dasar Proses Belajar Mengajar .
Bandung : Sinar Baru
Nurhadi dan Agus Gerrad
Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual
dan
Penerapannya dalam KBK.
Malang : Universitas Negeri Malang
Sardiman.A.M.
1990. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Slameto.2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang
Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka
Cipta.
Slavin, Robert E. 2009.
Cooperatif Learning Teori, Riset dan
Praktek. Bandung:
Nusa
Media.
Suherli. 2007. Menulis Karangan Ilmiah. Depok: Arya
Duta.
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Umi Kulsum, 2009 . Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Materi
Klasifikasi
Makhluk Hidup Melalui Metode
Kooperative Group Investigation Pada
Siswa Kelas VII A SMP Negeri 34
Semarang tahun pelajaran 2009 / 2010.
Laporan
Penelitian. Semarang: SMP Negeri 34 Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar