Minggu, 25 Maret 2012

PROPOSAL PTK

 
    

    


BAB I
PENDAHULUAN

A.    JUDUL :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA  KONSEP KELANGSUNGAN HIDUP MAHLUK HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIV GROUP INVESTIGATION  PADA SISWA KELAS IX  A SMP 2 WONOPRINGGO  TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

B.     LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Demikian pula halnya bagi bangsa indonesia., Pendidikan nasional merupakan suatu proses penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkan kualitas manusia Indonesia. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan perlu mendapat perhatian serius dan di tingkatkan mutunya.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan hasil belajar siswa khususnya pelajaran IPA Materi Memahami Kelangsungan Hidup  Makhluk Hidup. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya, tentunya  akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep – konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memelukan minat dan motivasi . Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar.
Pada dasarnya bahwa pendidikan tidak terlepas dari proses. Proses ini berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan itu bahwa prinsip mengajar adalah mempernudah dan memberikan motivasi kegiatan belajar, sehingga guru sebagai pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas atau kemudahan bagi siswa. (Sardiman A.M 1990:2).
                        Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal : (1) mengetahui apa yang akan dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari (Sardiman A.M., 1990:39).
Salah satu indikator rendahnya mutu pendidikan dasar dan menengah ditengarai karena kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa cenderung hanya menghafal, tidak memahami esensi makna materi, bahkan tidak mengetahui aplikasi tentang materi pembelajaran di dunia nyata. (Standar Nasional Pendidikan , 2005: 2). Demikian juga mutu hasil belajar siswa ditentukan oleh mutu proses pembelajaran yang dialaminya dan dalam hal ini dipengaruhi oleh tepat tidaknya strategi pembelajaran ini, disebut dengan istilah strategi penyampaian. Strategi ini diantaranya berisi tentang bagaimana memanfaatkan metode  dalam proses pembelajaran.
Makin banyaknya model-model pembelajaran tentunya harus ada pula dukungan sarana prasarana dari sekolah, hal inilah yang menjadi pemikiran kami untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Disaat sekolah-sekolah besar sudah menggunakan model – model dengan berbasis ICT, sekolah kami sebagai sekolah baru yang terletak dipinggiran tentunya hal tersebut sangat sulit kami wujudkan karena terbatasnya sarana dan prasarana,  sehingga kami menggunakan metode pembelajaran Kooperativ Group Investigation
Agar siswa lebih termotivasi dalam belajar  sehingga dapat tercapainya ketuntasan hasil belajar maka guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang menarik bagi mereka. Salah metode pembelajaran yang kami anggap cocok untuk materi memahami kelangsungan hidup suatu mahluk hidup  adalah metode pembelajaran secara berkelompok .
C.    IDENTIFIKASI  MASALAH
Berdasar masalah tersebut diatas dapat diidentifikasi bahawa permasalahan yang timbul adalah:
a.       Rendahnya hasil belajar siswa.
b.      Motivasi belajar siswa rendah
c.       Keaktifan  siswa rendah
D.    PEMBATASAN MASALAH
Karena keterbatasan waktu diperlukan pembatasan masalah meliputi :
a.       Penelitian hanya dilaksanakan dikelas IX A SMP 2 Wonopringgo Tahun Pelajaran 2011 / 2012
b.      Peneltian dilaksanakan pada bulan Agustus semester  gasal  tahun Pelajaran  2011 / 2012
c.       Materi yang disampaikan adalah Standar Kompetensi Memahami Kelangsungan Hidup  Mahluk Hidup.
E.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dimunculkan rumusan masalah sebagai berikut :
Apakah melalui Model pembelajaran kooperativ group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA konsep kelangsungan hidup mahluk hidup pada siswa kelas IX A SMP 2 Wonopringgo tahun pelajaran 2011 / 2012 ?
F.     TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar IPA  konsep Memahami Kelangsungan  Hidup  Makhluk Hidup melalui model pembelajaran Kooperatif group investigation bagi siswa kelas IX  A SMP 2 Wonopringgo  tahun pelajaran 2011 / 2012.
G.    MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti bagi Siswa antara lain : a). Meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran IPA, b) Meningkatkan kerjasama dalam kelompok, c). Mengembangkan kreativitas, d). Mampu mengemukakan pendapat.
Manfaat yang lain yaitu untuk Guru dapat : a )Memberikan ide dan inovasi  baru bagi guru agar selalu mengembangkan Proses Belajar Mengajar, b).Menambah referensi model – model pembelajaran dalam mengimplementasikan Kurikulum pendidikan, c) Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan d ) dapat meningkatkan kinerja guru.
Manfaat untuk Sekolah antara lain : a) Sebagai landasan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, b) Memberi masukan bagi  sekolah dalam rangka pelaksanaan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, c )Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran disekolah.



BAB II
KAJIAN  PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.    Belajar
Belajar dalam teori behaviorisme, mennyatakan bahwa behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu.  Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan invidu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata – mata melatih refleks – refleks sedemikian sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Dalam teori lainnya menurut, Teori belajar Kognitif menurut Piagtet, menyatakan bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada pesereta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Dari berbagai teori belajar diatas hampir semua mempunyai  pendapat yang sama tentang dimana hasil suatu aktivitas belajar adalah perubahan, dan perubahan yang terjadi akibat pengalaman. Contohnya seorang guru biologi mengajarkan system peredaran darah manusia kepada siswanya, pasti guru tersebut mengharapkan pada siswanya memahami apa yang diajarkannya, yang sebelumnya tidak mereka pahami, berarti di sini terjadi perubahan pengetahuan dalam diri siswa. ( Darsono,2000:5)
B.     Hasil Belajar
Benyamin bloom dan Nana sudjana ( 1989:45-46) mengemukakan bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini sejalan dengan pendapat Moh Uzer Usman ( 1995: 29) yang menyatakan hasil belajar dapat terlihat dari tingkah laku siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar.
Untuk dapat disebut sebagai hasil belajar, maka diperoleh suatu yang baru pada tingkah laku yang harus memenuhi beberapa syarat. Syarat-syarat itu adalah: (a). Perubahan yang terjadi secara sadar, (b). Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, (c). Perubahan dalam belajar bersifat positif aktif, (d). Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (e). Perubahan dalam belajar bersifat teratur, (f). Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika ia belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya (Ahmadi 1991:121).
Menurut Sumadi Suryabrata (dalam Slameto, 1989:50), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
a.       Faktor dalam (internal), yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan yang berasal dari siswa yang sedang belajar, antara lain:
1)      Kondisi fisiologis
Kondisi seseorang yang sakit-sakitan tidak mendorong anak untuk belajar. Sebaliknya fisik yang sehat akan menghasilkan belajar yang baik. Faktor fisiologis ini meliputi kondisi fisiologis umum dan kondisi panca indera.
2)      Kondisi psikologis
              Faktor psikologis besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan belajar mengajar dan prestasi belajar. Faktor psikologis ini meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
b.      Faktor luar (eksternal), yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor yaang dimaksud antara lain:
1)      Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan alami, yaitu kondisi alam yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar seperti suhu, cuaca, musim yang sedang berlangsung termasuk di dalamnya kejadian-kejadian alam yang ada. Sedangkan lingkungan sosialnya meliputi hubungan antara orang tua dan anak, serat kondisi lingkungan sosial lain yang meliputi hiruk pikuk lalu lintas, ramainya pasar dan sebagainya.
2)      Faktor instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini meliputi Kurikulum, program, sarana dan fasilitas serta guru/tenaga pengajar.
Secara Umum hasil belajar dapat diartikan sesuatu yang dicapai oleh siswa setelah terjadi proses belajar mengajar . Belajar akan mengubah diri seseorang yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dan dari yang tidak biasa menjadi biasa. Jadi belajar itu merupakan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap , dan ketrampilan.
C.    Mata Pelajaran IPA
IPA ditinjau dari segi proses , memiliki berbagai ketrampilan sains, misalnya:
a.       Mengidentifikasi dan menentukan variable tetap / benbas dan variabel berubah.
b.      Menentukan apa yang diukur dan dan diamati
c.       Ketrampilan mengamati dan menggunakan sebanyak mungkin indera ( tidak hanya indera penglihatan ), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan , mengklasifikasikan.
d.      Ketrampilan dalam menafsrkan hasil pengamatan seperti mencatat secara terpisah setiap jenis pengamatan, dan dapat menghubung-hubungkan hasil pengamatan.
e.       Ketrampilan menemukan suatu pola dalam seri pengamatan dan ketrampilan dalam mencari kesimpulan hasil pengamatan.
f.       Ketrampilan dalam meramalkan apa yang kan terjadi berdasarkan hasil – hasil pengamatan.
g.      Ketrampilan menggunakan alat atau bahan dan mengapa alat atau bahan itu digunakan.
Selain itu adalah ketrampilan dalam menerapkan konsep , baik penerapan konsep dalam sitiasi baru,menggunakan konsep dalam pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi maupun dalam menyusun hipotesis ( Depdiknas 2006 : 4 )
Mata pelajaran IPA yaitu Ilmu pengetahuan Alam yang mempelajari tentang dunia kehidupan , didalam mata pelajar IPA terdapat cabang ilmu antara lain Fisika, Kimia dan biologi. Standart kompetensi mata pelajaran kurikulum 2004, menuliskan bahwa pendidikan IPA ( Biologi ) menekankan pada pemberian pengalaman lamngsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajah dan memahami alam sekitar secara ilmiah ( Anonim,2003:1).  Selanjutnya disebutkan bahwa pendidikan IPA diarahkan mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar .
Dalam mempelajari IPA terutama materi biologi, hasil yang diharapkan siswa mampu memiliki kompetensi dengan fenomena yang terjadi dalam mahluk hidup. Pengertian kompetensi menurut E. Mulyasa , menyatakan bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak ( Mulyasa 2002 : 37 ). Selanjutnya menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut :
a.       Pengetahuan ( knowledge ) , yaitu kesadaran dalam bidang kognitif
b.      Pemahaman ( understanding), yaitu kesadaran kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu
c.       Kemampuan ( skill ) , adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
d.      Nilaia ( Value ) , adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
e.       Sikap ( attitude ), yaitu perasaan senang atau tidak senang atau suka tidak suka atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang dating dari luar.
f.       Minat ( interst ), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan .
D.    Kelangsungan Hidup Mahluk Hidup
Kelangsungan hidup suatu mahluk hidup merupakan suatu kemampuan mahluk hidup untuk dapat melangsungkan kehidupannya melalui : a) adaptasi terhadap perubahan lingkunga. Adapatasi adalah kemapuan mahluk hidup menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, yang terdiri atas adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku. b) lolos seleksi alam. Seleksi alam merupakan prose salami yang mnyeleksi mahluk hidup melalui perubahan lingkungan dan c).berkembangbiak sehingga dapat mewariskan sifat-sifatnya kepada keturunannya.Mahluk hidup dalam berkembang biak secara aseksual ( vegetatif ) dan juda dapat secara seksual ( generatif ).  sehingga apabila mahluk hidup tidak mampu melangsungkan kehidupannya akan punah.
E.     Pembelajaran Kooperatitif
                  Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran ini dapat diartikan sebagai srategi pembelajaran yang terstruktur. Siswa diajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada siswa lain, menghargai pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya .
Didalam kelas Kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok – kelompok kecil yang terdiri atas 4 – 5 orang siswa, campuran siswa berkemampuan tinggi, sedang , rendah. Jenis kelamin dan suku / ras serta saling membantu satu sama lain. Selama belajar Kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa minggu. Mereka diajarkan ketrampilan – ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baikdi didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang aktif, memberi penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan sebagainya.
a.       Para siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
F.     Model Group Investigation

Model Group Investigation sering dipandang sebagai model yang paling kjompleks untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Model ini melibatkan peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan topic maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model ini menuntut para peserta didik untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok ( Nurhadi dan Sendok 2003:64 ).
Hal senada dikemukakan oleh Isjoni ( 2009 : 87 ) bahwa group investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang komplek karena memadukan antara prinsip belajar  kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktisvisme  dan prinsip pembelajaran demokrasi. Model ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap terakhir pembelajaran akan member peluang kepada siswa unruk lebih mempertajam gagasan. Selain itu, dalam model pembelajaran ini interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang baru.Kooperatif memainkan peranannya dalam memberi kebebasan kepada siswa untuk berpikir secara analistis, kritia, kreatif, reflektif, dan produktif. Model ini akan menciptakan pembelajaran yang diinginkan karena siswa sebagai objek pembelajar ikut terlibat dalam penentuan pembelajaran.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa group investigation merupakan  model pembelajaran kooperatif yang kompleks. Model ini melibatkan siswa dari tahap awal samapai tahap akhir pembelajaran dan melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan untuk berpikir mandiri. Disamping itu, interaksi sosial menjadi salah satu faktor yang penting.


G.    Model pembelajaran  group investigation
Group investigation adalah penemuan yang dilakukan secra berkelompok: murid/siswa secara berkelompok mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkanya menemukan prinsip. Pada proses pembelajaran group investigation, para siswa bekerja melalui enam tahap yang meliputi:
1.      Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
·         Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran – saran.
·         Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih.
·         Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.
·         Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan.
2.      Merencanakan tugas yang akan dipelajari
·         Para siswa merencanakan bersama mengenal materi yang akan dipelajari, pembagian tugas yang dipelajari.
·         Menentukan tujuan atau  kepentingan menginversigasi topic tertentu.
3.      Melaksanakan Investigasi
·         Para siswa mengumpulkan informasi , menganalisis data, dan membuat simpulan.
·         Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha – usaha yang dilakukan kelompoknya,
·         Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklasifikasi, dan bersintesis semua gagasan
4.      Menyiapkan laporan akhir.
·         Anggota kelompok menentukan pesan – pesan esensial dari proyek mereka.
·         Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
·         Wakil – wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana – rencana presentasi.
5.      Mempresentasikan Laporan akhir.
·         Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.
·         Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif.
·         Para pendengan tersebut menevaluasi kejelasan dan penampilan berdasarkan kriteria  yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
6.      Evaluasi
·         Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topic tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan,mengenai keefektifan pengalaman – pengalaman mereka.
·         Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.
·         Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.
Model pembelajaran group investigation ini membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini minat belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
H.    KERANGKA BERPIKIR.
Belajar merupakan aktivitas yang ditempuh siswa dengan tujuan untuk membentuk sikap atau perilaku, budi pekerti yang baik dalam kehidupan sehari – hari , disekolah , rumah, masyarakat, bangsa dan Negara. Pembelajaran dapat diduga tercapai apabila guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan model yang tepat serta memiliki teknik penyajian yang tepat pula. Salah satu model yang dapat dipergunakan adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation . Penggunaan model yang tepat dalam pembelajaran diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Melihat kelemahan dan kelebihan metode pemebelajaran yang ada  , penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk kelas IX  A SMP 2 Wonopringgo kabupaten Pekalongan, dimungkinkan akan  dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMP tersebut. Selanjutnya untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penelitian ini akan peneliti gambarkan bagan sebagai berikut.


Kondisi awal
Belum menerapkan pembelajaran Kooperatif group investigation
Hasil belajar siswa rendah
Tindakan PTK
Penerapan Metode Pembelajaran kooperatif Group Investigation
Diskusi kelompok
Hasil Belajar siswa meningkat
Kondisi  akhir






     I.       HIPOTESIS TINDAKAN.
Dari uraian landasan teori tersebut diatas, serta ulasan tentang permasalahan yang dipaparkan didepan, maka penulis mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Melalui model pembelajaran kooperatif group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA konsep kelangsungan hidup mahluk hidup pada siswa kelas IX A SMP 2 Wonopringgo tahun pelajaran 2011 / 2012.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.      SETTING PENELITIAN
1.    Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelas IX A SMP  2 Wonopringgo, Kecamatan Wonopringgo,  Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2011 / 2012, penelitian dilaksanakan disekolah tersebut karena penulis bertugas sebagai pengajar di sekolah tersebut.
2.    Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah  siswa SMP 2 Wonopringgo, Kecamatan wonopringgo, Kabupaten Pekalongan  Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Jumlah 30 siswa yang terdiri dari  15 putra dan 15 putri. SMP 2 wonopringgo berlokasi di daerah pinggiran tepatnya  di Jl raya legokgunung kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Kelas IX terdiri dari 3 kelas pararel. Kelas IX A ini dipilih sebagai subjek penelitian karena penulis mengajar dikelas tersebut dan diantara kelas lain yang penulis ajar ,
3. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada semester 1 bulan agustus tahun pelajaran 2011 /  
2012. Penelitian dari perencanaan samapai tahap akhir pembuatan laporan
direncanakan selama 3 bulan ( dari agustus – oktober  tahun 2011 ).
B.     TEKNIK DAN ALAT PENGUMPUL DATA
1.Teknik Pengumpul data ;
Data – data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui :
     a.  Teknik pengamatan
Teknik pengamatan adalah teknik  yang digunakan untuk mendapatkan informasi serta data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek pengamatan . Pengamatan dilakukan pada saat aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan lembar pengamatan siswa dalam pembelajaran dikelas dan pengamatan mengenai kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar menggunakan lembar pengamatan guru dalam pembelajaran dikelas.
b.      Tes
Tes dilakukan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran.
2.             Alat  pengumpulan data
a.       Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
·         Lembar observasi aktivitas siswa
·         Lembar observasi kinerja guru
b. Tes Formatif : Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda, berjumlah 15 soal
            3. Analisis data
Analisis data digunakan untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif , yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa, aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklusnya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi  berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung menggunakan statistic sederhana  yaitu :
a.Untuk menilai ulangan atau tes formatif :
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga diperoleh rata – rata test formatif.
b.Untuk ketuntasan belajar 
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Seorang siswa telah tuntas belajar apabila telah mencapai skor 59 % atau nilai 59, dan kelas tersebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85 % yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 59.
c.Analisis lembar observasi
Hasil observasi dianalisis dengan skala likert, yaitu rentang 1 – 5 dari hal negative ke positif . Hasil observasi ini semua dibuat rerata dan disimpulkan untuk masing – masing aspek dalam kuesioner untuk mengetahui keadaan siswa selama dilakukan penelitian.

C.    PROSEDUR PENELITIAN
Jumlah siklus dalam penelitian ini adalah 3 siklus, setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pembagian siklus didasarkan pada pembagian materi ajar dalam satu kompetensi dasar, dengan tujuan bahwa tindakan yang  dilakukan pada materi ajar tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Dengan harapan data yang dihasilkan pada ketiga siklus memiliki relevansi.
            I. SIKLUS I
1. Perencanaan
a. Penyiapan perangkat pembelajaran ( RPP ) dengan langkah – 
    langkah seperti dalam pemecahan masalah dilakukan oleh guru
b. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, 
    dibuat oleh guru.
c. Membuat lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran ,
    dibuat oleh guru
d. Menyusun alat evaluasi berupa butir – butir tes untuk mengukur
    aspek kognitif siswa, dibuat oleh guru.
        2.   Pelaksanaan  Tindakan
                Pelaksanaan tindakan kegiatan penerapan model kooperatif group investigation dikelas IX A SMP 2 Wonopringgo adalah sebagai berikut :
·         Pendahuluan
Tahapan ini guru memberikan penjelasan model koopretif group investigation kepada siswa dilanjutkan pembagian kelompok
Guru membagi siswa dalam kelompok – kelompok yang terdiri atas 6 kelompok setiap kelompok 5 orang
·         Inti
Setelah membagi menjadi kelompok – kelompok maka dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang telah ditentukan oleh guru.
Siswa mempersiapkan alat dan bahan belajar, guru mengarahkan dan   memotivasi siswa, siswa melakukan diskusi pada konsep Memahami kelangsungan Hidup suatu mahluk hidup, mengisi data pada LKS ( lembar kegiatan siswa , dan siswa mempresentasikan hasil, siswa lain menanggapi hasil . Guru memantau  diskusi , guru melakukan refleksi.
·         Penutup
Pada tahapan ini siswa diberikan soal dari materi yang telah didiskusikan dan hasil dari tes ini dipergunakan dasar untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan metode ini.

      3.    Observasi
                   Observasi  dilakukan oleh penulis dan dibantu oleh 1 orang observer. Tugas observer adalah mencatat semua fenomena yang terjadi selama kegiatan di kelas dengan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan lembar observasi guru dalam pembelajaran .
   4.   Refleksi
Refleksi dilakukan dengan melihat hasil – hasil pengumpulan data dari :
a. Data hasil tes formatif
b. Data aktivitas siswa dan Guru
Data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran dilakukan analisa dan dilakukan refleksi sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya.Pada tahap refleksi ada beberapa kriteria yang dijadikan sebagai rambu-rambu keberhasilan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar yang hendak dicapai.
II. SIKLUS II
1. Perencanaan
a. Penyiapan perangkat pembelajaran ( RPP )  yang telah direvisi  
     dari siklus 1
b. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, 
    dibuat oleh guru.
c. Membuat lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran ,
    dibuat oleh guru
d. Menyusun alat evaluasi berupa butir – butir tes untuk mengukur
    aspek kognitif siswa, dibuat oleh guru.
        2.   Pelaksanaan  Tindakan
                Pelaksanaan tindakan kegiatan penerapan model kooperatif group investigation dikelas IX A SMP 2 Wonopringgo adalah sebagai berikut :
·         Pendahuluan
Tahapan ini guru memberikan penjelasan kembali tentang  model koopretif group investigation kepada siswa dilanjutkan pembagian kelompok.  Siswa menentukan  kelompok sendiri  tiap  kelompok  terdiri atas 5 orang secara heterogen anak memilih kelompok sendiri namun guru telah menetapkan 1 orang anak yang pandai sebagai ketua kelompok.
·         Inti
Setelah membagi menjadi kelompok – kelompok maka dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang telah ditentukan oleh guru.
Siswa mempersiapkan alat dan bahan belajar, guru mengarahkan dan   memotivasi siswa, siswa melakukan diskusi pada konsep Memahami kelangsungan Hidup suatu mahluk hidup, mengisi data pada LKS ( lembar kegiatan siswa , dan siswa mempresentasikan hasil, siswa lain menanggapi hasil . Guru memantau  diskusi , guru melakukan refleksi.
·         Penutup
Pada tahapan ini siswa diberikan soal dari materi yang telah didiskusikan dan hasil dari tes ini dipergunakan dasar untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan metode ini.
      3.    Observasi
                   Observasi  dilakukan oleh penulis dan dibantu oleh 1 orang observer. Tugas observer adalah mencatat semua fenomena yang terjadi selama kegiatan di kelas dengan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan lembar observasi guru dalam pembelajaran .
   4.   Refleksi
Refleksi dilakukan dengan melihat hasil – hasil pengumpulan data dari :
a. Data hasil tes formatif
b. Data aktivitas siswa dan Guru
Data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran dilakukan analisa dan dilakukan refleksi sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya.Pada tahap refleksi ada beberapa kriteria yang dijadikan sebagai rambu-rambu keberhasilan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar yang hendak dicapai.
III. SIKLUS III
1. Perencanaan
a. Penyiapan perangkat pembelajaran ( RPP ) yang telah direvisi
b. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, 
    dibuat oleh guru.
c. Membuat lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran ,
    dibuat oleh guru
d. Menyusun alat evaluasi berupa butir – butir tes untuk mengukur
    aspek kognitif siswa, dibuat oleh guru.
        2.   Pelaksanaan  Tindakan
                Pelaksanaan tindakan kegiatan penerapan model kooperatif group investigation dikelas IX A SMP 2 Wonopringgo adalah sebagai berikut :
·         Pendahuluan
Tahapan ini guru memberikan  penjelasan dan menegaskan tentang penerapan model koopretif group investigation kepada siswa dilanjutkan pembagian kelompok.  Siswa diberi kebebsan memilh anggota  kelompoknya yang terdiri atas  5 orang, secara heterogen laki – laki dan perempuan, akan tetapi guru membantu siswa mengarahkan untuk menentukan 1 orang yang dianggap pandai untuk menjadi ketua kelompoknya.
·         Inti
Setelah membagi menjadi kelompok – kelompok maka dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang telah ditentukan oleh guru.
Siswa mempersiapkan alat dan bahan belajar, guru mengarahkan dan   memotivasi siswa, siswa melakukan diskusi pada konsep Memahami kelangsungan Hidup suatu mahluk hidup, mengisi data pada LKS ( lembar kegiatan siswa , dan siswa mempresentasikan hasil, siswa lain menanggapi hasil . Guru memantau  diskusi , guru melakukan refleksi.
·         Penutup
Pada tahapan ini siswa diberikan soal dari materi yang telah didiskusikan dan hasil dari tes ini dipergunakan dasar untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan metode ini.
      3.    Observasi
                   Observasi  dilakukan oleh penulis dan dibantu oleh 1 orang observer. Tugas observer adalah mencatat semua fenomena yang terjadi selama kegiatan di kelas dengan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan lembar observasi guru dalam pembelajaran .
   4.   Refleksi
Refleksi dilakukan dengan melihat hasil – hasil pengumpulan data dari :
a. Data hasil tes formatif
b. Data aktivitas siswa dan Guru
Data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran dilakukan analisa dan dilakukan refleksi sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya.Pada tahap refleksi ada beberapa kriteria yang dijadikan sebagai rambu-rambu keberhasilan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar yang hendak dicapai.
D.    INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator kinerja penelitian tindakan kelas ini telah dianggap berhasil bila
1.      Terjadi peningkatan hasil belajar siswa tiap siklusnya dari rata-rata batas KKM ( 65 ) sampai dengan nilai 70 ( kenaikan 5 % tiap siklus )
2.      Terjadi peningkatan Ketuntasan belajar di kelas tersebut  tiap siklusnya sebanyak 10 %





DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu H. dan Supriyono Widodo. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta
Anonim.2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta:
DepartemenPendidikan Nasional
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: wacana Prima.
BSNP. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Contoh / Model Silabus Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : CV. IKIP
Semarang Press
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Penyusunan  Usulan Penelitian
Tindakan Kelas( Classroom Action Research). Jakarta: PPTK dan KPT
Direktorat Jendral Pendidikan tinggi.
---------------------------------------------.2006. Permendiknas RI No.22 Tentang
Standart Isi. Jakarta: Depdiknas
Moh. Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru professional. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Mulyasa, Enco. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosda.
Nana Sudjana.1989. Dasar –Dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung : Sinar Baru
Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan
Penerapannya dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang
Sardiman.A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Slameto.2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka
Cipta.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktek. Bandung:
Nusa Media.
Suherli. 2007. Menulis Karangan Ilmiah. Depok: Arya Duta.
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Umi Kulsum, 2009 . Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Materi Klasifikasi
Makhluk Hidup Melalui Metode Kooperative Group Investigation Pada
Siswa Kelas VII A SMP Negeri 34 Semarang tahun pelajaran 2009 / 2010.
Laporan Penelitian. Semarang: SMP Negeri 34 Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar